Kabupaten Batang adalah wilayah otonom di bawah Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Batang. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Kendal di timur, Kabupaten Banjarnegara di selatan, serta Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan di barat.
Posisi wilayah Kabupaten Batang berada pada jalur ekonomi pulau Jawa sebelah utara. Arus transportasi dan mobilitas tinggi di jalur pantura memungkinkan berkembangnya kawasan tersebut yang cukup prospektif di sektor jasa transit dan transportasi.
Kondisi wilayah Kabupaten Batang yang merupakan kombinas antara daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan, menjadikan Kabupaten Batang berpotensi yang sangat besar untuk agroindustri, agrowisata, dan agribisnis.
Kementrian Perindustrian (Kemenperin) meresmikan fasilitas Pusat Pengembangan Kompetensi Industri Pengolahan Kakao Terpadu (PPKIPKT) di Batang, Jawa Tengah, Senin (11/2) guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang agroindustri, dalam hal ini kakao.
Acara peresmian dihadiri Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto; Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir; Bupati Batang Wihaji; dan Rektor Universitas Gadjah MAda (UGM) Panut Mulyono.
Fasilitas yang dibangun sejak 2017 itu merupakan hasil kerjasama Kemenperin dengan Pemerintah Kabupaten Batang dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Airlangga menjelaskn PPKIPKT merupakan satu-satunya pabrik pengolahan kakao yang terintegrasi dengan kebun kakao dan pusat pengembangan SDM. Fasilitas tersebut dapat meningkatkan kualitas SDM di bidang kakao ntuk menggenjot kinerja industrinya.
"Indonesia adalah penghasil kakao ketiga terbesar di dunia, tidak boleh puas sebagai supplier tapi harus membuat produk akhir. Untuk itu SDM perlu didorong kualitasnya", ujar Airlangga di Batang. PPKIPKT memiliki fasilitas kelas dan laboratorium pengolahan cokelat skala mini sebagai sarana masyarakat mempelajari olahan kakao. Airlangga menjelaskan UGM akan menjadi penanggung jawab pengembangan SDM di fasilitas tersebut.
Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan fasilitas yang terintegrasi diharapkan dapat memicu perkembangan ekonomi masyarakat sekitar. Dia menjelaskan fasilitas tersebut dapat menyerap tenaga kerja masyarakat Batang.
Menurutnya, UGM telah membina petani kakao di BAtang sejak 1983 melalui konsep Perkebunan Inti Rakyat (PIR). Melalui PPKIPKT, katanya, UGM akan mendorong sektor hulu kakao melalui penguatan kemitraan dengan petani dan PT Pagilaran. PPKIPKT berlokasi di Desa Wonokerso, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Fasilitas seluas 9000 meter persegi tersebut dilengkapi mesin dan peralatan pengolahan kakao berkapasitas 6000 ton dengan nilai investasi Rp. 89,9 miliar. Fasilitas tersebut akan dihibahkan kepada UGM untuk pengembangan SDM. Adapun penelitian dan pendidikan bidang kakao akan dioperasikan PT Pagilaran sebagain unit usaha milik UGM.